Cinque Terre, 4 Mei 2016.

Finally, Cinque Terre! Salah satu tempat yang paling saya nantikan sejak lama bahkan sebelum roadtrip dimulai. Iya, perjuangan untuk mencapai tempat ini cukup panjang bagi saya. Perlu tiga tahun menunggu hingga akhirnya mimpi saya untuk melihat rumah warna - warni diantara bukit hijau berbatuan yang dikelilingi lautan biru. Cinque Terre adalah salah satu tempat yang saya masukkan ke dalam rencana perjalanan saya untuk Europe trip tiga tahun yang lalu. Tapi dikarenakan Schengen visa saya ditolak, alhasil saya pun harus merelakan untuk menunda mimpi saya melihat kelima desa cantik ini. Makanya saya senang banget akhirnya bisa kesampaian juga mengunjungi Cinque Terre. Bahkan saking excited-nya mengunjungi tempat ini, saya sampai tampil 'spesial' dari hari lainnya selama roadtrip berlangsung. Rasanya saat itu saya juga ikutan ingin terlihat cerah dan colourful seperti aura yang dimiliki oleh tempat ini. 






Sebelum mengunjungi Cinque Terre, saya sempat ke La Spezia, sebuah kota besar yang letaknya enggak jauh dari kelima desa. Kalau bukan karena ingin bertemu Martina, seorang teman saya yang kebetulan juga di hari itu sedang ada kuliah disana, mungkin saya enggak akan berkunjung ke kota ini. Karena sejujurnya memang terlihat biasa aja dibandingkan keempat desa yang saya kunjungi. Ngomong - ngomong soal pertemanan saya dengan Martina, bisa dibilang pertemuan kami cukup unik. Pertama kali kami bertemu sekitar tiga tahun yang lalu. Saat itu saya berencana menginap di rumah keluarga-nya Jacob, salah satu host yang saya temui di Couch Surfing, yang enggak lain adalah pacarnya Martina. Dan ternyata saat itu kebetulan banget mereka juga berencana berkunjung ke Bournemouth. Jadi meskipun saya enggak jadi ke Cinque Terre, kami akhirnya tetap bertemu di Bournemouth. Ha! Semenjak itu saya justru lebih banyak berkomunikasi dengan Martina dibandingkan dengan Jacob. Sampai akhirnya dari awal saya berencana ke Italy pun orang pertama yang saya hubungi adalah Martina. Setelah mencoba mencocokkan jadwal satu sama lain, akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di La Spezia. 






Sebenarnya dari dulu saya pengen banget bisa menghabiskan beberapa malam di Cinque Terre sambil menjelajah satu desa ke desa lainnya melalui jalur pendakian. Tapi kali ini belum rezeki saya untuk bisa mengeksplore Cinque Terre dengan cara seperti itu. Dikarenakan alokasi waktu yang diberikan hanya satu hari. Yaa, maklum deh tempat ini memang kurang cocok untuk membawa anak - anak kecil, sehingga saya pun enggak bisa menolak ketika kami menyepakati keputusan ini. Dan nyatanya memang cukup sih mengunjungi empat desa dalam satu hari. Kami memang sengaja enggak mengunjungi satu desa paling besar yaitu Montoresso karena dari beberapa artikel yang kami baca, kota ini memang paling touristic dan kurang menarik dibandingkan keempat desa lainnya. Padahal saya sendiri merasa keempat desa lainnya juga udah dipadati turis, terutama Manarola. Mungkin karena kami pun saat itu juga melewati 'jalur' turis dan hanya mengunjungi tempat - tempat yang dipadati turis :)) Walaupun saya bersyukur akhirnya bisa kesampaian ke Cinque Terre, saya merasa kurang puas karena merasa terburu - buru. Semoga aja saya masih diberi kesempatan di lain waktu untuk bisa kembali mengunjungi Cinque Terre. 




3 Comments

  1. Zu, suka banget foto2nya. Cantik yaa colorful banget kotanya. Btw, Cinque Terre touristic banget ngga Zu? Aku tertarik ke sana kalo ada kesempatan, tapi biasanya ilfeel sama tempat2 yang terlalu crowded atau touristic.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Dixie :) Hmm lumayan crowded sih Dix, padahal itu belum summer cuma emang udah banyak turis yang kesana. Kalo emang mau yang less touristic aku lebih recommend Amalfi Coast :D

      Delete
  2. mbak nanya dong... ke cinque terre melalui kota apa yang paling enak ? Milano, Pisa, apa Roma ya??

    ReplyDelete

Post a Comment