kami adalah superb hikers. O-yeaaah!

19, 20 Juni 2010.
merupakan suatu saat dimana saya mendapatkan hari sabtu dan minggu yang sangat luar biasa dalam hidup saya. enggak seperti hari sabtu dan minggu biasanya yang saya lalui dengan bersantai di rumah atau berjalan-jalan di mal. sabtu dan minggu kemarin sangatlah berbeda. karena untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya naik gunung bersama dengan beberapa teman saya.


akhirnyaa!!!!!!!!!
itulah kata-kata pertama yang saya ucapkan dalam hati saat saya mengetahui bahwa saya diperbolehkan untuk ikut naik gunung bersama teman-teman himpunan saya. keinginan saya sekian lama dan sempat memuncak sekitar satu minggu yang lalu akhirnya tercapai juga. satu orang yang sangat berjasa mewujudkan impian saya ini adalah salah satu sahabat saya, Ruhut Mangaradja Lubis. kalau dia enggak cerita kenapa dia ke bandung saat akhir minggu kemarin, mungkin saya enggak akan tau kalo ternyata ada beberapa teman saya yang berniat untuk naik gunung pada minggu kemarin.
 
baiklaaah, gimana kalo langsung aja ke hari yang luar biasa itu.

19 Juni 2010, Sabtu, 10:30.

hallooo Bandung, hallo Kanayakan. 
setelah 2 minggu enggak mengunjungi kosan, saya akhirnya datang untuk mempersiapkan naik gunung pada siang ini. setelah semuanya beres, akhirnya saya langsung ke kosan Ruhut tempat kami semua janjian berkumpul. olala, ternyata saya orang pertama yang datang. baiklah, enggak masalah sebenarnya. hmm, tapi...yang jadi masalah itu sebenarnya adalah....saat saya tahu ternyata keempat teman saya yang akan naik gunung bersama, mereka itu santaiiiii banget pakaiannya! bukan seperti orang-orang yang mau naik gunung. sedangkan saya, yang memang enggak pede banget dengan celana training kelonggaran dengan sepatu hitam yang sangat cupu, cem-cem ibu-ibu pkk abis senam pagi! huhuhuhu. entah saya yang terlalu lebay dan norak karena belum berpengalaman, atau emang mereka yang terlalu santai? 


setelah semuanya berkumpul di kosan Ruhut, sekitar jam 2an, akhirnya kami berangkat dengan mobil bung Viktor. ternyata keberangkatan kami pada saat itu bukan langsung menuju lokasi tempat kami naik gunung. mulai dari ke 2 tempat untuk penyewaan peralatan kemah seperti matras, sleeping bag dan tenda, lalu dilanjutkan dengan mengisi perut di salah satu warung makan sekitar Setiabudi, Indomaret untuk belanja perbekalan kami selama di alam terbuka nanti..

oh iya! hampir lupa saya menceritakan salah satu kekonyolan yang kami lakukan selama perjalanan menuju Ciwangun. tepatnya saat berada di tempat kami meminjam peralatan berkemah. saat itu ketika kami sedang menunggu para pegwai yang sedang sibuk mengambil dan mengecek tenda yang akan kami pinjam, tiba-tiba terlihatlah beberapa tumpukan kayu-kayu untuk api unggun yang bertupuk dengan rapihnya di luar halaman toko tersebut. awalnya si Fitra dan Ruhut nyeletuk becanda untuk ngambil kayu itu. tapi ternyataaa, ide gila Fitra dan Ruhut itu direalisasikan saat Viktor bilang buat mengambil kayu bakar itu saat kesempatan yang memang terbuka besar karena para pegawai toko yang sedang sibuk saat itu. dan akhirnya seikat kayu bakar hasil curian pun dibawa oleh kami. hahahaha. *untungnya enggak ada kejadian apa-apa selama perjalanan kami sampai turun gunung lagi*

ternyata ke semua tempat itu memakan waktu yang enggak kerasa udah hampir menunjukkan arah ke angka 5..sebenernya sii enggak apa-apa, karena toh selama diperjalanan, semuanya terasa menyenangkan..tapii, yang ditakutkan adalah matahari yang semakin menghilang dan kami belum mencapai lokasi tenda kami dipasang. 


gaya-gayaan dulu sebelum keindahan dan kerasnya alam bebas membuat kami lusuh


daaaaaaaaaan.......... sampailah di destinasi terakhir sebelum kami naik gunung, yaitu tempat wisata outbond Ciwangun, tempat dimana mobilnya Viktor dititipkan untuk satu malam, sekaligus awal dari perjalanan luar biasa kami.  

salah satu pemandangan alam yang kami lalui di waktu senja

Ciwangun, persinggahan terakhir yang merupakan awal dari perjalanan kami


17 : 20 WIB, Ciwangun.

perjalanan kami pun dimulai setelah sebelumnya berdoa dulu, meminta perlindungan dan keselamatan serta kebahagiaan dari petualangan kami selama satu malam di alam bebas ini. jalanan yang dipenuhi dengan tanah basah yang licin, membuat saya enggak menyesal memakai sepatu hitam cupu yang bisa tahan air dan enggak membuat kaki saya kebasahan. apalagi melihat Ibam yang kesusahan dengan sepatu canvas super gaya nya itu. hahaha. *maaf yaaa baaamm, abisnya lo ngata-ngatain gw kaya ibu-ibu abis senam. weeeek :p* tapi harus saya akui, kesalutan saya dengan ketiga teman danlap saya itu yang menggunakan sepatu dan sandal santai seperti itu bisa melewati lika-liku perjalanan kami yang menurut saya, sebagai pemula, sangatlah menantang. bayangin aja yaaa, mulai dari tanah super licin yang basah, tanjakan dengan kemiringan hampir mendekati tegak lurus (saking sedikit banget sudut kemiringannya) masih dengan keadaan tanah yang super licin dan langka rumput dan sampailah pada suatu jalan yang memang udah diperingatkan berkali-kali oleh bung Viktor sebagai inisiator dari naik gunung dan berpengalaman dengan tempat naik gunung kami ini.

tanah super becek yang hampir selalu menemani kami selama perjalanan

tanah-becek-berbatu yang lebih parah dibanding sebelumnya


salah satu medan paling berat yang kami lalui setelah melewati tanjakan tegak lurus bertanah becek, dan sebelum melewati sungai beraliran deras...dan inilaaaah, jalan aliran sungai yang harus kami lalui selama 6 menit perjalanan dan dengan bawaan di tangan selain backpack yang menggantung di punggung kami.


sayang banget saat itu enggak memungkinkan untuk memfoto keadaan jalan aliran sungai ini lebih jelas, karena waktu itu benar-benar butuh fokus yang lebih dibanding saat kami melewati jalan tanah berbecek yang sebenernya enggak ada apa-apanya dibanding jalanan ini. walaupun begitu, saya enggak sama sekali menyesal, kami berterimakasih sekali kepada bung Viktor yang udah memperkenalkan kami (khususnya saya) dengan rute perjalanan luar biasa seperti ini :)

foto setelah berhasil melewati jalanan air sungai

sebenernyaaa, puncak dari kesenangan saya sekaligus bagian yang enggak akan pernah terlupakan saat perjalanan kami sebelum mencapai lokasi tenda, adalah pada saat kami harus melewati sungai besar dengan aliran yang sangat deras. yang ternyata ini yang dimaksud Viktor, bukan aliran sungai yang sebelumnya. sebenarnya melewati sungai ini bukanlah hal yang sulit jika enggak ada beban barang apapun yang kami bawa dan yang laing berpengaruh itu adalah jika saat kami melewati sungai, matahari masih menyisakan sedikit cahaya terangnya untuk kami. karena, pada kenyataannya kami harus melewati sungai itu pada sekitar pukul 6 sore lebih, yang saat itu matahari udah menghilang dari pandangan kami. ini salah satu momen yang paling gw sayangkan karena gw enggak bisa memfoto sedikitpun keadaan saat itu, dan emang enggak memungkinkan banget untuk menyempatkan foto dengan keadaan tegang yang kalau ibarat kata yaa, bisa sampai flow 5 laaah, saking kita berlima tegang dan deg-degan buat melewati derasnya sungai.
untungnyaa, gw punya foto buat menggambarkan sebagian dari bentuk sungai yang kami lewati pada malam itu...walaupun mungkin enggak terlalu jelas dan enggak terlalu keliatan betapa susahnya melewati sungai seperti itu di malam hari.


dengan kerjasama, doa dan kehebatan, kami akhirnya berhasil melewati sungai beraliran deras itu..walaupun yang cowok-cowok terpaksa harus menyebrangi lagi untuk mengambil beberapa barang-barang seperti bekal kami malam itu yang harus ditaro dulu supaya enggak mengganggu saat menyebrangi sungai. sedangkan saya dan Fitra menjaga barang-barang kami yang sudah dibawa saat menyebrangi sungai sebelumnya.

ternyata lokasi tenda kami itu benar-benar terletak di atas-samping sungai, jadi sepanjang malam suara derasnya aliran sungai dan air terjun yang berada di bawahnya benar-benar menjadi backsound keberlanjutan cerita kami selama semalaman. 

dimulai dengan memasang 2 tenda yang menghabiskan waktu sekitar 45 menit. lalu, membereskan bawaan kami dan sampailah saat kami membuat api unggun yang terletak diantara 2 tenda kami. inilah saat dimana benar-benar menghabiskan waktu kami semalaman. ada kalii yaa, 3 jam buat menyalakan sebuah api yang besar dari kayu-kayu basah yang ada di sekitar tenda kami dan yang sempat kami temukan selama perjalanan.berhubung saya enggak jago dibidang membuat api unggun dan meniup untuk membuat api yang besar, akhirnya saya hanya bisa membantu saat mengasah kayu yang basah itu agar lebih kering dan kasar, dan selebihnya yang sangat berjasa untuk membuat api unggun yang akhirnya bisa menghasilkan api yang berkobar-kobar pada malam itu adalah Viktor, Ibam dan Ruhut. sedangkan saya hanya bisa membantu pada tahap penyediaan makan malam kami yang berupa mie dan roti berselai cokelat. oh iya, Ruhut bikin pisang bakar lho, dan ternyata enak banget rasanya saat itu. entah karena kita lagi laper atau emang beneran seenak itu, tapi kelembutan pisang yang dibakar dengan api unggun dicampur dengan meses pada saat itu benar-benar terasa sangat enak. nyaaaammm nyammmiii! :)

setelah berhasil membuat api unggun dengan nyala api yang besar, berkat tiupan gas elpiji ala Ibam dan tiupan dragon ala Viktor, tanpa disadari saat itu kebodohan kami keluar. kebodohan kami yang saat itu hanya melihat Ibam, Viktor dan pada akhirnya Ruhut bergantian meniup api unggun untuk membuat api yang besar. sampai akhirnya Ibam nyeletuk "ini ngapain ya daritadi kita kaya orang bego cuma niup-niup api unggun doang. mending kita main truth or truth, soalnya kalo dare pasti enggak ada yang mau ngapa-ngapain kan malam-malam gini" yang membuat rasa kantuk yang awalnya semakin menjadi-jadi, tiba-tiba menghilang begitu saja karena pembicaraan diantara kami berlima yang berlangsung semakin memanas dan keras (bahasanya Viktor) sepanjang malam.

yaaa gimana enggak ilang itu ngantuk yee, secara pembicaraan yang berlangsung saat itu emang benar-benar "keras". mulai dari pertanyaan siapa yang disukai, dibenci, pengalaman percintaan dari setiap orang diantara kita yang setiap ngomongin yang berkaitan dengan percintaan itu pasti membuat malam semakin terasa terang dan membuat hati siapapun yang ditunjuk untuk ditanyakan pasti berdegup dengan kencang. hahaha. gila emang boiii! tapi sumpah, malam itu benar-benar puncak dimana kami berlima enggak akan pernah melupakan perjalanan kami selama dua hari satu malam ini. apalagi buat saya yang mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran dari perjalanan ini. dan pada akhirnya setelah 4 jam membicarakan tentang percintaan, persahabatan dan kehidupan, malam yang indah itu akhirnya terpaksa disudahi karena badan dan mata kami yang sudah mulai meraung untuk diistirahatkan. topik penutup dari pembicaraan kami pun benar-benar tidak bisa saya lupakan saat Ibam yang bertanya kepada kami berempat tentang gambaran masing-masing dari kami saat 10 tahun lagi. dan terkhirnya, Ibam bilang "  oke, gw tunggu bukti dari impian kalian saat 10 tahun lagi, ketika kita bertemu, apakah kalian bisa menjadi seperti yang kalian bilang pada malam ini".  
dan sejujurnya, saat itu gw benar-benar merasa sangat tepat pilihan gw untuk naik gunung bersama dengan orang-orang hebat dan unik seperti kalian ini. dan gw tau dari awal, kalo gw enggak akan pernah menyesal untuk naik gunung bersama kalian, hey para super danlap! :) 

dan..kami pun tertidur lelap dengan perasaan lega dan senang, menyadari bahwa kami berhasil membuat perjalanan kami sejauh ini menjadi salah satu pengalaman paling berharga dalam hidup kami.
============================================================

20 Juni 2010, 08:30

saat masih terlelap menikmati sleeping bag di dalam tenda...


"Viiiiiktooooooooooooooooooooorooooooooooorrrrrrrrrrrrrrrrrrr"

"Iiiiiibaaaaaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm"

"Fiiiiiiiiiiiiitraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"

"Ooooooooozuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu"

enggak tau kenapa ya, Ruhut yang dikenal paling susah bangun pagi, saat itu dia yang paling bersemangat buat bangun duluan. bayangin ajaa, mulai dari jam 7 dia udah bangun! bahkan katanya dia udah sempet makan berapa buah pisang bakar dan bahkan udah sempet boke*r dulu.hahaha. emang cacatos banget tuh anak satu. yaudahlah yaaa, yang paling penting sekarang waktunya yang dinanti-nantikan! berenang di sungai!!! ooooooo-yeaaaahhhh!









sayang banget Viktor enggak ikutan berenang karena lagi enggak enak badan akibat kurang tidur. untungnya dia udah sempet ngerasain saat pergi bareng sama teman-temannya sebelum ini.





P.S : airnya dingiiiiiiiiiiiiiinnn  bangeeeeeeeeeeeeeeeeeetttt!

setelah puas berenang sampai kulit mulai keriput karena kelamaan berenang, dan saat perut pun mulai main musik karena kelaparan...


garingnya roti bakar yang dibakar diatas misting dengan kayu bakar sisa api unggun semalam
 

setelah pisang bakar, sekarang chef Ruhut membuat roti bakar berselai stroberi dan coklat. nyammiiii!
 

roti bakar berselai stroberi dan cokelat ini terasa enaaaaaaaakk bangeeettt
 

roti bakar selai + coca-cola = mantab!
 

makan aja tetep gayee, ckcckk. udah enggak bisa ngomong apa-apa lagi deh!
 
berikutnya, roti isi kornet yang enggak kalah yummiii


berenang udah, makan juga udah...hmmm..dan sekarang saatnya beres-beres..


lalu..mengucapkan perpisahan ke tempat bersejarah ini. enggak lupa juga doa bersyukur telah diberi keselamatan sampai saat ini. 

 foto terakhir sebelum kembali melanjutkan perjalanan


sekarang tiba saatnya kembali menuju dunia nyata...dimana 2 hari ini menjadi kenangan indah bagi kami :)







terima kasih banyak buat Ruhut, Viktor, Ibam dan Fitra yang sudah membuat salah satu pengalaman luar biasa yang enggak akan pernah gw lupakan. semoga 10 tahun lagi kita bisa bertemu lagi dan membuat perjalanan luar biasa yang kedua kalinya :)

 

0 Comments